Buka-buka fesbuk, liat foto dan status teman. Mulai dari temen SD sampai kuliah ada semua dengan segala keriuhannya. Ingat masa lalu sewaktu masih main bareng, waktu masih bocah. Dan sekarang meraka sudah memiliki pencapaiannya masing-masing, udah ada yang menang lomba ini itu, ada yang udah kerja, bahkan ngasih kerjaan orang. Terkadang, saya sendiri suka iri dengan teman-teman saya yang sudah punya pencapaian yang bisa dibilang diatas rata-rata. Dan dari situ muncul keinginan untuk bisa melakukan itu semua. "saya pengen seperti dia, dia dan dia." sampai akhirnya tidak ada yang dikerjakan.
Lama berpikir dengan ada rasa iri di hati, maka timbul pertanyaan "bisa gak ya kayak gitu?". Semakin lama seperti itu semakin ciut nyali. Seperti masa depan ini begitu gelap bagi saya. Tapi jika dipikir dengan lapang dada... ya biasa saja. Setiap orang tentunya memiliki perannya masing-masing di dunia. Masa depan memang tidak pasti, tapi tidak gelap, dia hanya berkabut dan perlu direncanakan akan dijadikan apa. Karena apa yang kita lakukan hari ini implikasinya ada di masa depan nanti, menyesal atau tersenyum. Namun, rencana akan masa depan yang kita buat harus diiringi dengan rasa pasrah dan ikhlas, artinya perlu ada evaluasi. Karena apa yang kita inginkan belum tentu baik untuk kita, betul?
Akhirnya saya simpulkan bahwa pencapaian yang berhasil diraih oleh teman-teman saya tidak lain karena konsistensinya terhadap apa yang ia lakukan dan saya boleh ingin seperti itu namun diiringi dengan perjuangan yang pantas. Pengen jadi pengusaha ya belajarlah jadi pengusaha. Dalam proses beajar itu pastinya ada rintangan, mungkin bukan 1 atau 2 rintangan saja. Tapi, itulah yang sebenarnya harus kita mengerti bahwa hidup ini adalah bagaimana kita bisa membuat pahitnya kopi menjadi nikmat untuk diminum. Hanya kita tambahkan gula saja tentu sudah nikmat, tapi akan lebih nikmat lagi apabila diberi sentuhan lain seperti krimer atau coklat.
Comments
Post a Comment