Ada hal yg bisa kita pilih, ada pula hal yang tidak bisa kita pilih, contoh: terlahir menjadi laki-laki, di keluarga A.
Ada hal yang sebetulnya bisa kita pilih, tapi kita tidak memakai kewenangan itu, begitu juga sebaliknya, ada hal yang tidak bisa kita pilih, tapi kita mati-matian untuk mendapatkan hal tersebut. Sehingga, terkadang ada solusi atas permasalahan kita, justru kita tidak memilih pilihan tersebut.
Manusia berada di antara dua pilihan, pilihan yang harus diterima dan pilihan yang harus dilakukan.
Setiap hukum ada faktornya ('illad kalau saya tidak salah dengar).
Karena sudah sepuh, itu sudah tidak ada 'illad untuk menyebabkan hawa nafsu yang melihat, atau bisa dikatakan (maaf) tidak menarik lagi.
Kembali lagi ke ayat, tapi akan lebih baik juga tetap menutup aurat.
Mengapa manusia senang kepada hal-hal yang menarik? Begitu juga sebaliknya, mengapa manusia tidak senang kepada hal-hal yang tidak menarik baginya? Kemudian pertanyaan selanjutnya, rasa senang itu datangnya dari mana? Dan rasa senang itu pilihan atau bukan? Apakah kita bisa menolak datangnya rasa senang? Tentu tidak bisa kita tolak timbulnya rasa senang terhadap sesuatu yang menarik.
Kita tidak bisa memilih timbulnya rasa senang, karena itu datangnya dari Allah.
Lalu bagaiman kalau Allah memilihkan rasa senang terhadap sesuatu? Ya, kita harus terima dengan lapang dada. Namun, senang kepada segala yang menarik bukanlah pilihan kita, tapi apa yang kita lakukan terhadap yang kita senangi, sepenuhnya adalah pilihan kita.
Contoh: ada perempuan cantik, lalu timbullah senang. Kita memiliki pilihan, akan melihatnya terus atau tidak (menundukkan pandangan).
Lanjut, tidak suka kepada segala yang tidak menarik bukan pula pilihan kita, tapi apa yang kita lakukan terhadap apa yang tidak kita sukai menjadi sepenuhnya pilihan kita.
"Ghaddul bashar (GB)" (menundukkan pandangan), mudahkah? Pertanyaannya mengapa sulit? Kalau sulit, dimana letak sulitnya?
Harus betul-betul kita jabarkan jawabannya, karena ini suatu hal yang ringan tapi sangat susah untuk dilakukan. Jika betul seperti itu yang kita rasakan, tentunya ada indikasi masalah.
"GB adalah cermin keadaan iman seorang mukmin." Karena GB itu literally easy tapi susah dipraktekkan, betul?
GB juga buku kehidupan, kita bisa membaca iman kita dari situ.
Dirindui kebaikan, dibenci keburukan, ciri iman sedang naik. Iman naik bisa tiba-tiba berantakan, futur.
Futur secara bahasa berarti diam setelah bergerak, bisa juga, malas setelah bersungguh-sunguh.
Pernahkah kita merasa futur? Atau sering? Dan pernahkah kita berpikir tentang penyebabnya? Bisa jadi penyebabnya adalah GB.
Futur adalah keniscayaan hidup yang mengalir, membawa kita ke tempat yang kita kehendaki. Tempat itu bisa tempat yang buruk atau tempat yang baik dari futur. Kita hidup itu ada masa kosong (futur) tapi setelah itu kita yang menentukan, mau kemana kita?
Terdapat 3 macam futur, yaitu: istidraj, tadzkirah, dan fadhal.
Mari membaca kondisi futur kita.
Contoh: Kalau kita malas tahajud, kita ini sedang futur apa? Kalau kita sedang sakit panas, kita ini lagi sakit panas apa? Demam biasa, DB atau apa? Lalu kalau DB, minun obat biasa manfaatkah?
Mari diagnosa
Futur Istidraj merupakan futur yang berat.
Contoh: kalau kita lihat aurat, percaya gak kalau Allah melihat? Logikanya kita akan berhenti kan? Kalau kita ga berhenti berarti udah mulai ada unsur pendustaan (takdzib). Diagnosa pertama, ini sengaja melihat aurot. Kalau ga sengaja tidak masuk diagnosa pertama.
** Mohon maaf penjelasannya tidak menyeluruh, karena waktu itu sudah mepet magrib, sehingga kajian jadi dipersingkat.
Itu lah 4 diagnosanya. Jika ada keempatnya dalam diri seseorang maka dia positif dia kena futur istidraj. Maka,
Oleh: Ust. Syatori Abdurrauf
Masjid Nurul Ashri, Deresan, Sleman, Yogyakarta.
Ada hal yang sebetulnya bisa kita pilih, tapi kita tidak memakai kewenangan itu, begitu juga sebaliknya, ada hal yang tidak bisa kita pilih, tapi kita mati-matian untuk mendapatkan hal tersebut. Sehingga, terkadang ada solusi atas permasalahan kita, justru kita tidak memilih pilihan tersebut.
Manusia berada di antara dua pilihan, pilihan yang harus diterima dan pilihan yang harus dilakukan.
24.An-Nūr : 60Mengapa wanita sudah sepuh boleh menanggalkan pakaian luarnya (bukan berarti telanjang, misal: tidak memakai kerudung)?
Dan para perempuan tua yang telah berhenti (dari haid dan mengandung) yang tidak ingin menikah (lagi), maka tidak ada dosa menanggalkan pakaian (luar) mereka dengan tidak (bermaksud) menampakkan perhiasan; tetapi memelihara kehormatan adalah lebih baik bagi mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.
Setiap hukum ada faktornya ('illad kalau saya tidak salah dengar).
Karena sudah sepuh, itu sudah tidak ada 'illad untuk menyebabkan hawa nafsu yang melihat, atau bisa dikatakan (maaf) tidak menarik lagi.
Kembali lagi ke ayat, tapi akan lebih baik juga tetap menutup aurat.
Mengapa manusia senang kepada hal-hal yang menarik? Begitu juga sebaliknya, mengapa manusia tidak senang kepada hal-hal yang tidak menarik baginya? Kemudian pertanyaan selanjutnya, rasa senang itu datangnya dari mana? Dan rasa senang itu pilihan atau bukan? Apakah kita bisa menolak datangnya rasa senang? Tentu tidak bisa kita tolak timbulnya rasa senang terhadap sesuatu yang menarik.
Kita tidak bisa memilih timbulnya rasa senang, karena itu datangnya dari Allah.
Lalu bagaiman kalau Allah memilihkan rasa senang terhadap sesuatu? Ya, kita harus terima dengan lapang dada. Namun, senang kepada segala yang menarik bukanlah pilihan kita, tapi apa yang kita lakukan terhadap yang kita senangi, sepenuhnya adalah pilihan kita.
Contoh: ada perempuan cantik, lalu timbullah senang. Kita memiliki pilihan, akan melihatnya terus atau tidak (menundukkan pandangan).
Lanjut, tidak suka kepada segala yang tidak menarik bukan pula pilihan kita, tapi apa yang kita lakukan terhadap apa yang tidak kita sukai menjadi sepenuhnya pilihan kita.
"Apakah yang kita lakukan untuk amal baik atau amal buruk?"Contoh: Kalau kita dihina lalu kita tersinggung, itu bukan hal yang salah dan bukan pilihan kita. Yang menjadi pilihan kita adalah tindak lanjutnya, memaafkan atau membalas. Senang melihat wanita tertutup atau terbuka? 'Melihat' itu sudah termasuk action/amal. Mari nilai diri kita sendiri.
"Ghaddul bashar (GB)" (menundukkan pandangan), mudahkah? Pertanyaannya mengapa sulit? Kalau sulit, dimana letak sulitnya?
Harus betul-betul kita jabarkan jawabannya, karena ini suatu hal yang ringan tapi sangat susah untuk dilakukan. Jika betul seperti itu yang kita rasakan, tentunya ada indikasi masalah.
Janji yang menarik. |
"GB adalah cermin keadaan iman seorang mukmin." Karena GB itu literally easy tapi susah dipraktekkan, betul?
GB juga buku kehidupan, kita bisa membaca iman kita dari situ.
Dirindui kebaikan, dibenci keburukan, ciri iman sedang naik. Iman naik bisa tiba-tiba berantakan, futur.
Futur secara bahasa berarti diam setelah bergerak, bisa juga, malas setelah bersungguh-sunguh.
Pernahkah kita merasa futur? Atau sering? Dan pernahkah kita berpikir tentang penyebabnya? Bisa jadi penyebabnya adalah GB.
Futur adalah keniscayaan hidup yang mengalir, membawa kita ke tempat yang kita kehendaki. Tempat itu bisa tempat yang buruk atau tempat yang baik dari futur. Kita hidup itu ada masa kosong (futur) tapi setelah itu kita yang menentukan, mau kemana kita?
Terdapat 3 macam futur, yaitu: istidraj, tadzkirah, dan fadhal.
Mari membaca kondisi futur kita.
Contoh: Kalau kita malas tahajud, kita ini sedang futur apa? Kalau kita sedang sakit panas, kita ini lagi sakit panas apa? Demam biasa, DB atau apa? Lalu kalau DB, minun obat biasa manfaatkah?
Mari diagnosa
Futur Istidraj merupakan futur yang berat.
"Takdzib" = pendustaan
Contoh: kalau kita lihat aurat, percaya gak kalau Allah melihat? Logikanya kita akan berhenti kan? Kalau kita ga berhenti berarti udah mulai ada unsur pendustaan (takdzib). Diagnosa pertama, ini sengaja melihat aurot. Kalau ga sengaja tidak masuk diagnosa pertama.
** Mohon maaf penjelasannya tidak menyeluruh, karena waktu itu sudah mepet magrib, sehingga kajian jadi dipersingkat.
Itu lah 4 diagnosanya. Jika ada keempatnya dalam diri seseorang maka dia positif dia kena futur istidraj. Maka,
68.Al-Qalam : 4425 Desember 2017
Maka serahkanlah kepada-Ku (urusannya) dan orang-orang yang mendustakan perkataan ini (Al-Qur'an). Kelak akan Kami hukum mereka berangsur-angsur dari arah yang tidak mereka ketahui,
Oleh: Ust. Syatori Abdurrauf
Masjid Nurul Ashri, Deresan, Sleman, Yogyakarta.
Comments
Post a Comment