Skip to main content

Cincya


Satu lagi postingan tentang kegalaun akan cincya.


Sudah menjadi kodrat manusia mempunyai  suatu perasaan yang disebut cinta. Terumata bagi seorang lelaki, tumbuhnya rasa cinta terhadap seorang perempuan bisa menjadi pedang bermata dua. Apabila diayunkan kedepan akan melukai musuh, sebaliknya apabila diayunkan kebelakang bisa melukai pemakainya sendiri. Begitu juga yang saya alami sebagai seorang lelaki sejati pecinta akhwat – akhwat nan cantik jelita, perasaan cinta serasa sangat menyiksa. Bisa berbincang dengan seorang akhwat yang kita sukai merupakan kenikmatan tersendiri. Namun, sebagai seorang muslim yang baik dan berdasarkan pengalaman yang telah saya rasakan sendiri, saya tidak ingin melanjutkan hubungan ini ke jenjang yang lebih “gaul” lagi… pacaran. Lalu apa? Menikah… Pikiran pun langsung melayang jauh ke pelaminan hahaha… but… apakah pantas kita membayangkan hal – hal tersebut? Lebih tepatnya berkhayal? Demi menjawab rasa penasaran ini saya mulai mencari – cari informasi sekira bisa mengatasi kegalauan ini, dan saya pun menemuka sebuah artikel dari muslimah.or.id berjudul “Atas Nama Cinta Mereka Berzina”. Dalam sebuah hadits yang tertera disana, “Sesungguhnya Allah menetapkan jatah zina untuk setiap manusia. Dia akan mendapatkannya dan tidak bisa dihindari: zina mata dengan melihat, zina lisan dengan ucapan, zina hati dengan membayangkan dan gejolak syahwat, sedangkan kemaluan membenarkan semua itu atau mendustakannya.” (HR. Bukhari dan Muslim) . Sekali lagi, “zina hati dengan membayangkan dan gejolak syahwat”. Waduh… padahal mendekati zina saja sudah dilarang, lantas, timbul sebuah pertanyaan, “Apa yang seharusnya kita lakukan sebagai seorang muslim yang sedang dimabuk cinta??”
          Setelah mencari - cari saya pun menemukan kisah percintaan yang begitu.....uhuy...... Kisah Cinta Ali-Fatimah, saya bingung menyimpulkannya, tapi sebisa mungkin saya berlaku seperti Ali (Simak sendiri kisahnya). Masih di laman muslimah.or.id di artikel berjudul “Cinta Sejati dalam Islam.” Saya mendapat banyak pencerahan. Singkatnya, timbul satu pertanyaan “apa yang menjadi ketertarikan cinta saya terhadap akhwat tersebut? Apakah karena kecantikannya? Hartanya? Ataukah karena agamanya? Apabila karena kecantikannya, maka celakalah saya. Bayangkan, apabila akhwat yang saya cintai sudah mulai menua, timbulah keriput dan lainnya atau pun apabila akhwat tersebut tiba – tiba terserang penyakit, sehingga jadi memble lah, atau apapun itu yang merusak wajahnya. Akankah saya masih mencintainya? Lalu apabila karena hartanya, yang suatu saat bisa saja hilang. Akankah saya masih mencintainya? Kabar baik apabila karena agamanya, “Cinta yang tumbuh karena iman, amal sholeh, dan akhlaq yang mulia, akan senantiasa bersemi. Tidak akan lekang karena sinar matahari, dan tidak pula luntur karena hujan, dan tidak akan putus walaupun ajal telah menjemput.” Begitu katanya, tapi ya yang paling oke kalau ketiganya huehehehe….
Tapi ah…. Terlepas dari semua pandangan islam tentang cinta, yang saya rasakan memang benar cinta ini membunuhku. Tapi, sebagai seorang muslim yang senantiasa memperbaiki dirinya tentunya saya akan berusaha sebaik mungkin mengamalkan apa yang telah saya kaji sendiri. Memang perasaan ini sangat menyakitkan, namun saya yakin ini memang seninya hidup, memang ujian dari Allah untuk hamba-Nya yang taat. Saya yakin, saya pun akan bahagia dengan pasangan saya nanti, tak tahu bagaimana caranya. Tengoklah kisah cinta Ali-Fatimah yang ... (baca sendiri deh :p). Tidak perlu berpacaran karena saya tahu lebih banyak mudarat daripada manfaatnya dan seperti yang Soedjiwo Tedjo katakan, “Tuhan Maha Asyik.” Yup! Saya setuju pasti ada kejutan – kejutan yang tak terduga dari Allah, hanya bagaimana kita terus berdoa dan berikhtiyar dalam Jalan-Nya, tidak berarti kita pasrah, tetap saja cinta harus dijemput. Akhir kata,  semoga kisah cinta saya tidak berbeda jauh dari kisah cinta Ali-Fatimah hihihi (Lha sih?????). Wallahualam.


Comments

Popular posts from this blog

Ghoddul Bashar

Ada hal yg bisa kita pilih, ada pula hal yang tidak bisa kita pilih, contoh: terlahir menjadi laki-laki, di keluarga A. Ada hal yang sebetulnya bisa kita pilih, tapi kita tidak memakai kewenangan itu, begitu juga sebaliknya, ada hal yang tidak bisa kita pilih, tapi kita mati-matian untuk mendapatkan hal tersebut. Sehingga, terkadang ada solusi atas permasalahan kita, justru kita tidak memilih pilihan tersebut. Manusia berada di antara dua pilihan, pilihan yang harus diterima dan pilihan yang harus dilakukan. 24.An-Nūr : 60 Dan para perempuan tua yang telah berhenti (dari haid dan mengandung) yang tidak ingin menikah (lagi), maka tidak ada dosa menanggalkan pakaian (luar) mereka dengan tidak (bermaksud) menampakkan perhiasan; tetapi memelihara kehormatan adalah lebih baik bagi mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui. Mengapa wanita sudah sepuh boleh menanggalkan pakaian luarnya (bukan berarti telanjang, misal: tidak memakai kerudung)? Setiap hukum ada faktornya ( 'il

14 Februari

Opini Wisnu M.R.(Facebook Kmfpt Ugm, 14 Februari 2015) Liberalisme atau budaya bebas kini telah menyelinap dan merasuki setiap sendi kehidupan.Tak hanya merasuki sistem ekonomi, liberalisme kini terasa hingga aspek budaya.Pergeseran nilai-nilai dalam aspek budaya ini semakin membuatnya jauh dariislam. Salah satu budaya liberal yang sarat akan pergeseran nilai ini, akrab ditelingakita dengan nama hari kasih sayang atau valentine’sday . Hari kasih sayang yang sangatpopuler di kalangan remaja ini, dirayakan pada pertengahan februari tepatnya tanggal 14 februari. Euforia hari kasih sayang dimanfaatkan dengan sempurna oleh pelakubisnis sebagai sarana mempromosikan produknya. Hingar bingar media baik elektronik maupun cetak ikut memeriahkan hari yang dianggap sebagai hari pembuktian cinta ini.Kemeriahan ini sengaja dikemas sedemikian rupa, hingga tak terasa remaja-remajapun itu tercekoki oleh iklan-iklan valentine’sday . Atas dasar trend masa kini,dan agar tidak dikatakan

Kok Tuhan Gak Adil....

         Duh aduuhhh, beberapa hari ini kok aku sial banget yah. Laptop kesayanganku itu loh si Sam, kok bisa ya tiba – tiba rusak, padahalkan 2 minggu lagi UTS, materi ada dilaptop semua, terus gimana nanti aku belajar? Belum lagi laporan, ngerjainnya nanti gimana? Mana kata kakak tingkat yang rusak harddisk. Ganti harddisk kan mahal, yah minimal 500rb, dapet uang dari mana coba? Makan aja pas – pasan…. Kok Tuhan ga adil banget yah??? Gimana nih teman – teman ada solusinya ga?? Aku udah coba install ulang berkali – kali tapi gagal terus…. Kok Tuhan ga adil sih….. ya untung sih ada kakak tingkat yag mau minjemin laptopnya, tapi cuman sehari doang, tugas – tugas kan banyak, laporan banyak, belum belajarnya, ya mana cukup sehari doang…… Hehehe becanda kok teman – teman, emang sih nyebelin buanget, dikala kita sedang membutuhkan sesuatu yang mungkin notabene sangat urgent, tapi lagi – lagi kenyataan mengecewakan kita. Lantas, apa yang harus kita lakukan dalam menyikapi hal tersebut? Ja